Minggu, 30 Agustus 2009

What happen with Mars?

Ada Apa Dengan Mars? Terjadikah pada bumi?


MERM (MARS Exploration Rover Mission) - 24th March 2004.

The science of astronomy states that the speed of planet MARS has been decreasing in its course orbit toward the eastern direction in the few past weeks to the level we notice the "waver" between the east and the west, and on Wednesday the 30th July 2004, expected the planet movement will stop going towards the eastern direction. Then in the months of August and September 2004, MARS will change its course in the opposite direction to the west - and that until the end of September 2004, which means the sun will rise now from the west on MARS! This Weird phenomenon of the opposite movement called "Retrograde Motion". Most astronomy scientist states that all the planets in the universe will go through the same once at least and our planet EARTH is one of them. Planet Earth will move in the opposite direction someday and the sun will rise from the West!!! This might occurs soon and we are aware of it.

Terjemahan bebas:

Ilmuwan astronomi menyatakan bahwa kecepatan Planet Mars dalam lintasan orbitnya telah berkurang terhadap orbit Timur dalam beberapa minggu terakhir ini hingga ke tingkat yang meragukan geraknya antara timur dan barat.

Pada hari Rabu (30 Juli 2004), diperkirakan bahwa pergerakan planet akan berhenti bergerak dari arah timur. Kemudian, pada bulan Agustus dan September 2004, planet Mars akan merubah pergerakan orbitnya ke arah yang berlawanan (yang semula dari timur ke barat, menjadi dari barat ke timur) dimana hal ini berarti bahwa matahari akan terbit dari bagian barat Mars mulai saat ini. Fenomena yang aneh ini (pergerakan ke arah yang berlawanan) disebut "Retrogade Motion". Para pakar astronomi menyatakan bahwa semua planet di alam semesta ini akan mengalami hal yang sama, setidaknya sebanyak satu kali, dan Planet Bumi kita pun termasuk didalamnya.

Planet Bumi akan bergerak ke arah yang berlawanan dan matahari pun akan terbit dari barat!!!! Hal ini akan terjadi dalam waktu singkat dan kita semua pun pasti akan menyadarinya.

Menurut Hadist Nabi saw. Rasullullah saw bersabda: "Salah satu tanda akhir zaman (Kiamat), apabila sampai masanya... matahari terbit disebelah barat. Pada masa ini, taubat sudah tiada." hadist riwayat Muslim. Menurut Syariah Muhammadiyah, "Terbitnya matahari disebelah Barat hanya akan berlaku sekali pada masa dan ketika itu, matahari terus berada di sebelah barat. Dan matahari akan kembali terbit di sebelah timur dan seterusnya pada hari-hari yang berikut sehingga Allah menghendaki dan menetapkannya."

Inilah apa yang akan berlaku pada planet MARS. Bergerak dari timur kebarat - berhenti - bergerak kebarat dalam masa yang pendek - dan kemudian bergerak semula ke arah timur ke barat.

Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasullullah SAW pernah berkata : "Tidak berlaku dan tibanya kemusnahan dunia (Kiamat) sehingga terbitnya matahari dari barat. Apabila tiba masanya ini, semua makhluk di dunia akan segera sadar dan percaya akan kekuasaan Allah. Tetapi pada masa ini, semuanya sia-sia belaka. Tiada satu pun pintu taubat dibuka. Sesungguhnya pada MASA TERSEBUT, rugilah bagi mereka itu". Hadist Al-Bukhari, Muslim.

Maksud utama adalah inginnya saya menyeru pada rekan semua: setiap planet di dunia akan mengalami fenomena yang sama. Tahun ini, planet Mars akan berlaku matahari terbit disebelah barat. Kita tak tahu, mungkin planet-planet lain sudah pun mengalami fenomena ini, dan mungkin hanya bumi saja yang belum, kita tak tahu, hanya Allah yang tahu.

Sesungguhnya amatlah benar Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Dia sudah pun memberi tanda awal, walaupun melalui hambanya yang bukan Islam. Tapi bagi kita yang sudah beriman ini, sadarlah selagi belum terlambat. Karena sekiranya berlaku, taubat sudah tidak diterima. Dunia ini hanya sementara. Bertaubatlah dari segala dosa yang kita lakukan. Berzikirlah, walaupun hanya pada sisa-sisa masa yang terluang karena zikir itu juga penghapus dosa kita.

Ini adalah satu artikel dari seorang sahabat, ane undang antum yg lebih tahu memberikan pendapat.

Hakeem bin Zain


myquran

Read More......

Mesin Waktu

Mesin Waktu


Mesin waktu. Benda itu sering muncul dalam khayalanku tentang masa depan. Kita bisa memakai benda itu untuk menjelajah waktu, kembali ke masa lalu atau melompat jauh ke masa depan. Mungkin karena dipengaruhi oleh film-film fiksi ilmiah yang sering muncul di TV ataupun dari cerita- cerita novel dan cerpen yang pernah saya baca (contohnya, komik dan kartun Doraemon).

Ketika masih SMA, saya mempelajari teori Relativitas Einstein. Dan dari rumus-rumus yang ada itu saya berpikir (atau berkhayal?), ternyata untuk melakukan perjalan waktu itu hal yang tidak mustahil (artinya bisa kan?). Yang penting kita bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya maka kita bisa melangkah ke masa depan!

Tapi bagaimana untuk ke masa lalu?

Kemarin, seorang teman di Makassar menelepon kakaknya di Jakarta. Waktu itu ingatan tentang masin waktu itu tiba-tiba kembali lagi. Jakarta berada di bagian barat Indonesia dan juga masuk dalam wilayah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) sedangkan Makassar yang berada di bagian Timur Indonesia masuk ke wilayah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA). Dan antara kedua wilayah waktu tersebut ada perbedaan. Makassar lebih cepat 1 jam dibandingkan Jakarta. Berarti pada saat berbicara, kakaknya sebenarnya mendengar suara adiknya dari masa lalu dan teman tadi mendengar suara kakaknya dari masa depan?

Bagaimana seandainya saya betul-betul bisa melangkah ke masa depan atau ke masa lalu?

Seandainya saya ke masa depan atau ke masa lalu ......., Ah, tidak, saya terlalu banyak berkhayal. Tentunya jika itu terjadi, sejarah akan kacau. Sekarang ini, realitas yang ada. Alhamdulillaah bumi masih berputar. Artinya aktifitas kita masih bisa berjalan seperti biasa. Apa yang telah saya perbuat/sumbangkan untuk dunia Islam?

Sekarang ini, kita bisa melihat masa lalu kita dalam rangkaian muhasabah harian. Dan dari situ kita bisa mengevaluasi diri kita untuk memperbaiki yang buruk dan berbuat lebih baik lagi untuk sesuatu yang sudah baik. Melihat masa lalu bisa dijadikan sarana belajar untuk mencapai tujuan kita, agar kita tidak lagi memulai sesuatu dari nol, tapi bisa melanjutkan yang sudah ada.

"Ummat ini tidak akan bisa bangkit kembali jika tidak mengambil nilai- nilai yang awal" - Umar bin Khattab -. Tapi terus menerus melihat masa lalu juga tidak terlalu baik. Karena di depan kita juga membentang jalan ke masa depan. Sama dengan pengendara bermotor, jika terus menerus melihat ke kaca spion, maka bisa saja akan tertabrak atau menabrak atau masuk got atau ....

Yup, kita juga harus melihat jalan luas masa depan yang membentang dihadapan kita. Bagaimana kita akan melewatinya. Sudah pasti banyak hambatan dan tantangan yang akan menghadang, tapi dengan pengalaman masa lalu dan kemampuan penguasaan medan yang kita miliki dan dengan pertolongan Allah SWT kita harus siap melewatinya. Masa depan adalah harapan.

"Maka bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya hari esok, kita memang harus menunggu putaran waktu itu, tetapi kita tidak boleh berhenti, kita harus berbuat dan terus melangkah, karena kita tidak mengenal kata berhenti dalam jihad suci ini." - Asy Syahid Hasan Al Banna -.

Dari teori Einstein tadi, hanya yang bergerak lebih cepat (dari kecepatan cahaya) yang akan lebih dulu ke mencapai masa depan. Maka hanya orang-orang yang mau begerak (bekerja?) lebih cepat (giat) yang bisa mencapai masa depan lebih dulu. Sudah tentu semua gerakan yang dilakukan harus sudah melewati perencanaan-perencanaan yang baik serta urutan-urutan yang benar. Dan jika yang orang-orang yang melakukan gerakan itu berada dalam struktur (organisasi?) yang kuat. Tentunya kebangkitan masa depan akan menjadi lebih cepat lagi.

Bagaimana menyiapkan orang-orang untuk mau bergerak untuk bisa menyongsong masa depan yang lebih baik?

Yang harus kita lakukan adalah membangunkan ruhiyahnya. Jangan membiarkan mereka tidur terus dan terbuai oleh mimpi-mimpi. Kita harus membangunkannya dan mengajaknya merealisasikan mimpinya. Kemudian membangkitkan pemikirannya. Kita harus membuat mereka berpikir bahwa kita adalah yang terbaik. Dan kemudian ada penguasaan konsepsional. Mereka yang akan bergerak itu harus tahu untuk apa mereka berbuat. Tidak asal bergerak. Dan gerakan yang dilakukan juga harus menyesuaikan dengan medan yang ada. Jadi ada juga penguasaan medan. Selain itu seperti disebutkan di atas, ada urutan yang benar dalam melangkah dan kemudian semua itu berada dalam gerakan yang terstruktur yang artinya memiliki sistem yang kuat.

Istiqamah dan kesinambungan gerak juga merupakan faktor penting yang akan mempercepat kebangkitan masa depan itu. Wallaahu'a'lam.

Muhammad Takdirmuhammad034@yahoo.com


eramuslim.com

Read More......

Cat

Kucing


Beberapa hari yang lalu, saya menemukan seekor anak kucing di jalan. Suaranya ribut betul hingga mendorong kaki saya keluar untuk mencari posisi suara kucing tadi. Ternyata di tepi jalan, terdapat seekor bayi kucing yang saya perkirakan baru lahir beberapa hari yang lalu. Entah dimana Ibu si kucing, Akhirnya saya bawa ke rumah, kebetulan ada dua ekor kucing di rumah yang juga sedang menyusui anaknya. Awalnya saya khawatir kucing di rumah itu tidak mau menyusuinya. Karena semalaman dia biarkan anak kucing tersebut mengeong tanpa mau mendekatinya walaupun sudah dipaksakan untuk menyusui bayi kecil kucing tadi. Apalagi kucing itu anak-anaknya sudah besar.

Paginya saya coba letakkan kucing kecil tadi bersama anak kucing yang lain. Beberapa jam sempat saya paksakan si Hitam untuk menyusuinya, tapi tetap tidak mau, si Hitam hanya menjilatinya. Akhirnya saya tinggalkan kucing tadi di luar bersama anak-anaknya. Namun beberapa jam kemudian saya dengar kucing kecil tadi sudah diam. Saya coba lihat, ternyata, subhanallah si Putih (kucing lain yang juga menyusui anaknya) sudah menyusui kucing kecil tadi. Sambil menjilati kucing kecil tadi. Sampai sekarang si Putih masih menyusui si kucing kecil.

Saya yakin ibu si kucing tadi tidak pernah bermaksud mencampakkan anaknya, tapi ada tangan jahil manusia yang membuang, Beberapa hari yang lalu saya juga pernah mendengar kasus seperti ini, tapi bukan kucing. Kisah manusia. Persis sama, hanya satu yang berbeda kucing tadi tidak membuang anaknya tapi manusia yang membuang ke jalan. Sementara kisah yang baru saya dengar ini si ibunya sendiri yang membuang anaknya di tempat sampah.

Jangan merasa aneh ketika saya saat ini bercerita tentang kucing, karena ada sesuatu yang unik di balik roman kucing ini. Sebuah kejujuran yang mampu merobek-robek keangkuhan kemanusiaan manusia. Seekor binatang yang mampu memberikan kasih sayang kemanusiaan disaat manusia meninggalkan sebuah nilai kemanusiaan menuju sifat kebinatangan seekor binatang yang tidak punya sedikitpun akal.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan meraka lebih sesat lagi". (QS. 7:179).

Masih tentang kucing. Saya juga pernah menyaksikan kucing melahirkan. Bisa dibilang itu kali pertama dia melahirkan anaknya. Suaranya ribut, ketika saya lihat ketubannya keluar. Akhirnya kucing tersebut menemukan tempat yang cukup strategis untuk melahirkan anaknya. Namun yang menakjubkan, orang tua kucing yang 'bunting' tadi (si Hitam) terus mengekori. Subhanallah Ketika si Putih tadi mengalami proses kelahiran anaknya, si Hitam turut membantu mengeluarkan anaknya, menjilati dan membersihkan anak si Putih tadi, sementara si putih terkulai lemah. Kasih sayang ibu sepanjang zaman. Itu pepatah yang dibuat manusia, tetapi kucing jauh lebih memahami, dimandingkan ibu-ibu yang lain yang ketika anaknya bunting, justru disuruh gugurkan karena malu ayahnya tidak jelas.

Satu lagi tentang kucing, Ketika saya memberikan sepiring makanan kepada kucing-kucing di rumah, jumlahnya mungkin lebih banyak dibandingkan muatan piring untuk dilingkari makan. Apa yang anda bayangkan? Kucing- kucing itu akan berebut dan saling mendahului untuk secepatnya menghabiskan makanan? Kalau begitu anda salah, yang terjadi adalah si putih maju untuk lebih dahulu makan dan beberapa saat kemudian tanpa interupsi mereka satu persatu bergantian menghabiskan makanan. Bagi yang belum menunggu giliran dengan tenang. Dan yang anehnya lagi kucing yang didahulukan makan pasti yang sedang menyusui anaknya.

Tahukah anda saya sama sekali tidak pernah menulis di dinding tempat makan kucing itu “Antri dong” atau “Budayakan Antri” dan lain-lain. Lagian mereka juga tidak akan bisa membaca. Tapi anehnya praktek teori antri tersebut tidak secanggih antrian kita kalau di tempat umum: di Bank, di kasir, bahkan di kamar mandi. Mungkin bukan masalah antrinya tetapi konsep itsar (mendahulukan kepentingan saudara) jauh lebih mereka pahami dibandingkan sebahagian besar manusia saat ini. Demi kepentingan pribadi sebagian orang rela untuk menghancurkan saudaranya.

Masih banyak lagi tentang kucing, tapi cukup disini saja, karena kucing saya tidak suka dipublikasikan. Ada pertanyaan yang mengganjal di dalam fikiran saya, benarkah kucing tidak memiliki akal dan hati? Maaf, pertanyaan saya terbalik, benarkah manusia memiliki akal dan hati?

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada" (QS. 22:46).

Yanti.R Muthiah11@yahoo.com


eramuslim.com

Read More......

Fastfood

Fastfood


Jika punya waktu sedikit luang dan kebetulan Anda sedang berjalan-jalan di sekitar Sarinah Jl. Thamrin, Jakarta, berhentilah sejenak untuk memperhatikan sebuah restoran cepat saji (Fastfood) Mc Donald, niscaya Anda akan menemukan pemandangan yang lumayan kontras. Bukan pemandangan anak-anak jalanan yang menempelkan mulut dengan mata celong-nya di kaca tengah memperhatikan orang-orang didalam yang sedang makan ayam renyah dan seketika berhamburan masuk sesaat setelah yang didalam selesai makan untuk berebut sisa ayam dan kentang yang tidak dihabiskan, dan bukan pula wajah-wajah murung menahan lapar tatkala sisa ayam dan kentang yang diharap ternyata tak didapat. Karena kalau soal itu, semestinya tak lagi menjadi wacana, tetapi langsung pada aksi yakni dengan berbagi kenikmatan kepada mereka.


Yang ingin saya ajak untuk Anda perhatikan adalah pemandangan kontras dalam cara menyantap makanan cepat saji tersebut antara orang kita (lokal) dan para bule. Untuk diketahui, restoran cepat saji di areal tersebut memang menjadi salah satu tempat favorit para bule yang kebetulan lokasinya tidak jauh dengan Jl. Jaksa, tempat tinggal sementara para bule tersebut. Apa bedanya? Untuk mengetahui bedanya, mari kita pelajari dulu asal muasal keberadaan fastfood (apapun merk- nya).

Di AS, keberadaan fastfood sangat berkaitan dengan tingkat kesibukan manusia-manusia profesional yang sangat menghargai waktu mereka, sehingga sering kita dengar istilah “time is money” secara akrab. Tuntutan profesionalisme dan tingginya kinerja manusia-manusia disana menyebabkan mereka tak lagi menganggap makan sebagai sesuatu yang penting. Oleh karenanya, tak heran jika kemudian berkembang produksi pil pengganti makan, atau sereal yang mengandung vitamin sesuai dengan ukuran vitamin yang diperlukan oleh tubuh.

Singkatnya, mereka tidak ingin membuang banyak waktu untuk sekedar menyiapkan makan, juga menyantapnya. Seiring dengan kondisi tersebut, bermunculanlah ide fastfood (apapun jenis dan merk-nya) yang memungkinkan para profesional tersebut tidak kehilangan waktu dan energi karena sudah ada yang menyiapkannya, juga tidak kehabisan waktu menyantap karena sifat dan jenis makanannya yang simpel (misalnya, McD, satu potong ayam dan segelas soft drink).

Nah, Anda bisa lihat karena namanya fastfood (makanan cepat saji) yang khusus disediakan bagi mereka yang sangat menghargai waktu, maka mereka pun tidak pernah berlama-lama duduk di restoran tersebut, dan bahkan tidak sedikit yang membawanya ke mobil atau meja kerja mereka. Namun coba Anda perhatikan, orang-orang kita (lokal) yang juga sangat menyukai makanan tersebut, justru mereka menjadikan restoran fastfood tersebut untuk tempat ngobrol dan kongkow-kongkow, bahkan kencan!

Allah sering mengingatkan kita untuk senantiasa memperhatikan dan menghargai waktu. Sedemikian pentingnya waktu bagi manusia, sampai Allah pun bersumpah demi waktu. Beberapa awal Surat dalam Al Qur’an menyatakan pentingnya waktu, antara lain Demi Waktu (Ashar), Demi Waktu Subuh, Demi Waktu Dhuha, Demi Malam dan lain sebagainya. Kalau urusan makan pun orang-orang diluar Islam sedemikian menghargai waktu mereka, apatah lagi untuk hal-hal lain yang jauh lebih penting dan bermanfaat.

Saya tidak ingin mengatakan bahwa mereka lebih baik dan unggul dalam segala hal, namun untuk hal satu ini, mungkin semestinya kita belajar bagaimana menghargai dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang sia-sia. Setiap manusia diberikan jatah waktu 24 jam sehari, tidak ada yang dilebihkan atau dikurangi. Tapi kenapa ada manusia yang sukses dan tidak sedikit pula yang gagal, bisa jadi salah satu faktor keberhasilan seseorang meraih sukses (sebaliknya, juga menjadi salah satu faktor kegagalan) adalah bagaimana cara ia memanfaatkan waktunya dengan baik, efektif dan maksimal.

Dari contoh makan diatas misalnya, terlihat jelas perbedaan cara pandang sebagian orang kita dan (juga sebagian) orang-orang profesional. Mereka menjadikan makan (dengan menggunakan waktu secara efektif) sebagai bagian dari faktor pendukung kesuksesan, sementara sebagian kita menempatkan ‘makan’ sebagai bagian dari nikmat hidup. Karena perbedaan cara pandang tersebut, itulah yang Anda saksikan di beberapa restoran fastfood, orang kita yang datang lebih awal dibanding orang-orang profesional itu, namun mereka yang jauh lebih awal keluar dari tempat tersebut.

Dari kesalahan cara pandang terhadap makanan fastfood tadi, menimbulkan satu kesalahan pandangan terhadap visi kesuksesan. Kok bisa? Orang-orang profesional yang telah merengkuh kesuksesan (sekali lagi), karena mereka sangat memperhitungkan setiap detik waktu yang mereka punyai, itulah yang kemudian menjadikan ‘makan’ dimata mereka sebagai sesuatu yang harus sesegera mungkin diselesaikan.

Satu hal yang menjadi patokan adalah, kesuksesan harus melalui jalan yang panjang, dan salah satu faktor pendukungnya adalah dengan memanfaatkan setiap detik waktu agar tidak terbuang percuma. Sedetik saja waktu terbuang tanpa makna, mereka akan merasa semakin panjang jalan yang harus ditempuh menuju kesuksesannya, semakin mahal harga yang harus ditebusnya guna meraih sukses yang dicitakannya.

Allah dalam Al Qur’an Surat Al Insan ayat 23-25 mengajarkan kepada orang- orang beriman tentang proses atau tahap-tahapan meraih sukses. Allah menggambarkan tentang turunnya Al Qur’an yang berangsur-angsur. Seperti halnya Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (Al Hadid:4), seharusnya kita belajar bahwa tidak ada sesuatu yang bisa diraih secara instan, serba cepat tanpa melalui tahap-tahap dan perjuangan menujunya.

Maka dalam ayat ke-24 (Al Insan), Dia meminta manusia untuk bersabar (dalam menjalani) ketetapan Tuhan tersebut. Dan agar manusia senantiasa bahwa segala sesuatu itu atas kehendak-Nya, maka Dia memerintahkan kita untuk menyebut nama-Nya setiap saat.

Kesuksesan, satu cita yang hanya bisa diraih dengan perjuangan, kesungguhan dan melewati berbagai tahap sebelum merengkuhnya. Tidak ada orang bermimpi kemudian bangun tidur diatas tumpukan emas berlimpah, atau juga orang yang hari ini masih luntang-lantung tanpa pekerjaan yang jelas, kemudian esok harinya sudah duduk di meja kerja seorang Direktur dan memimpin sebuah perusahaan besar. Ah, mungkin kita terlalu banyak makan mie instant sehingga pola pikir yang terbentuk pada diri kita adalah, segala sesuatu bisa terjadi dalam waktu singkat. Atau mungkin kita terlalu sering nongkrong di restoran fastfood? Wallaahu ‘a’lam bishshowaab. (Bayu Gautama)


eramuslim.com

Read More......

Berawal dari mimpi

Berawal Dari Mimpi


Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin
(Imam Asy Syahid Hasan Al Banna)

Sahabatku…
Jika engkau mau membaca sejarah biografi tokoh-tokoh ternama. Maka engkau akan temukan bahwa apa yang telah mereka ciptakan berawal dari mimpi.

Ketika aku mencari nama orang yang bisa mengenali dan menghidupkan impiannya, saya berpikir tentang visioner dan pioner mobil Henry Ford. Dia menyatakan, “Semua rahasia hidup yang berhasil adalah menemukan apa yang ditentukan nasib pada kita, dan kemudian melakukannya.”

Orang-orang lainnya berani bermimpi dan mereka sukses. Beethoven menyadarkan dunia akan kemampuan hebatnya dalam musik ketika dia membuat sejumlah simfoni, dan ini terjadi setelah dia kehilangan pendengarannya. Charles Dickens dulunya bermimpi untuk menjadi seorang penulis dan akhirnya dia menjadi novelis yang bukunya paling banyak dibaca orang di Inggris pada zaman Victoria - meskipun dia dilahirkan di keluarga miskin.

Thomas Edison melamunkan sebuah lampu yang bisa dihidupkan dengan listrik, memulai dari tempat ia berdiri untuk mengubah impiannya menjadi tindakan. Dan walaupun dia menemui lebih dari sepuluh ribu kegagalan, dia tetap memegang teguh impiannya sampai dia menjadikannya sebuah kenyataan fisik. Pemimpi praktis pantang menyerah!

Wright bersaudara memimpikan sebuah mesin yang bisa terbang di udara. Sekarang setiap orang bisa melihat bukti di seluruh dunia bahwa impian mereka menjadi kenyataan.

Marconi memimpikan satu sistem untuk mengendalikan kekuatan ether yang tidak kelihatan. Bukti bahwa impiannya tidak sia-sia bisa ditemukan pada setiap pesawat radio dan televisi di seluruh dunia. Mungkin Anda tertarik untuk mengetahui bahwa “teman-teman” Marconi menyuruh agar dia di kurung dan di periksa di sebuah rumah sakit jiwa ketika ia mengumumkan bahwa dia telah menemukan prinsip yang bisa digunakan untuk mengirim berita melalui udara tanpa bantuan kabel atau sarana fisik komunikasi langsung lainnya.

Menurut Jhon C. Maxwell sebuah impian bisa melakukan banyak hal kepada kita:
Pertama, impian menunjukkan arah kepada kita. Ia bisa berperan sebagai kompas, memberitahu kita arah mana yang harus ditempuh. Hingga kita mengenali arah yang benar itu, kita tidak akan pernah mengetahui apakah langkah kita benar-benar merupakan kemajuan. Langkah kita mungkin membawa kita ke belakang dan bukan ke depan. Jika engkau bergerak ke sembarang arah selain menuju impianmu, engkau akan kehilangan kesempatan-kesempatan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Kedua, impian meningkatkan kekuatan kita. Tanpa impian, kita mungkin harus berjuang keras untuk melihat kekuatan yang ada dalam diri kita karena kita tidak bisa melihat situasi di luar keadaan kita saat ini. Akan tetapi dengan impian, kita mulai memandang diri kita dalam cahaya baru, karena mempunyai kekuatan yang lebih besar dan mampu merentangkan dan berkembang untuk mencapainya. Setiap kesempatan yang kita temui, setiap sumber yang kita dapatkan, setiap talenta yang kita kembangkan, menjadi bagian kekuatan kita untuk tumbuh ke arah impian itu. Semakin besar impian, semakin besar pula kekuatannya.

Ketiga, impian membantu kita menentukan prioritas. Impian memberi kita harapan untuk masa depan, dan ia juga memberi kita kekuasaan di saat ini. Impian membuat kita memprioritaskan segala sesuatu yang kita lakukan. Seseorang yang memiliki impian mengetahui apa yang akan atau harus dikorbankannya agar bisa maju. Dia mampu mengukur segala sesuatu yang dikerjakannya apakah membantu atau menghambat impian itu, memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang membawanya lebih dekat pada impian itu dan memberi sedikit perhatian pada hal-hal sebaliknya.

Keempat, impian menambah nilai pada pekerjaan kita. impian menempatkan segala yang kita lakukan ke dalam perspektif. Bahkan tugas-tugas yang tidak menyenangkan menambah nilai saat kita mengetahui hal itu memberi kontribusi pada pemenuhan impian. Setiap aktivitas menjadi bagian penting di dalam gambar yang lebih besar itu.

Kelima, impian meramal masa depan kita. ketika kita mempunyai impian, kita bukan hanya penonton yang duduk di belakang dan mengharapkan segala sesuatu berubah membaik. Kita harus aktif ikut serta dalam membentuk tujuan dan arti hidup kita. Angin perubahan tidak begitu saja meniup ke sini dan ke sana. Impian kita, ketika dilanjutkan, mungkin sekali merupakan peramal masa depan kita.

Sahabatku…
Ada perbedaan antara mengangankan suatu benda dan siap menerimanya. Tidak ada seorang pun siap untuk sesuatu sampai dia yakin akan memperolehnya. Keadaan pikiran harus penuh keyakinan bukan hanya berharap atau mengangankan. Keadaan pikiran yang terbuka sangat penting untuk keyakinan. Pikiran yang tertutup tidak mengilhamkan keyakinan keberanian, atau kepercayaan.

chandra


Myquran.com

Read More......

Ketika . . . . . . .

Ketika Cinta Harus Memilih


Ketika kita didudukan dalam situasi untuk memilih, tentu naluri kemanusiaan kita akan memilih yang terbaik (best of the best). Lalu bagaimana jika justru ketika pilihan tersebut tidak ada yang memenuhi kriteria kita, haruskah kita tinggalkan dan mencari pilihan lain? Bagaimana jika seandainya pilihan tersebut mutlak yang terakhir? Dan bagaimana jika seandainya pilihan tersebut adalah suatu keputusan yang justru berimplikasi terhadap masa depan kita? Bagaimana seandainya jika justru pilihan tersebut adalah ujian dari Allah Swt sebagai wujud dari kasih sayang-Nya terhadap kita?

Banyak cerita di sekeliling kita yang dapat dijadikan bahan renungan tentang makna pilihan, dan buntutnya tentu masalah cinta. Jangan berpikiran sempit dulu tentang cinta itu sendiri. Cinta bukan hanya cinta antara pasangan suami istri (pasutri), atau cinta antara anak dan orang tua, namun juga termaktub cinta kepada suatu barang, misalnya buku dan lainnya. Bahkan ada seseorang yang sangat mencintai idola-nya, entah itu seorang artis atau aktor film.

Bukan suatu kebetulan jika saya mengetengahkan makna cinta ini kok sepertinya berhubungan dengan hari 'valentine' yang sebentar lagi tiba. Jujur saja saya sudah tidak ambil pusing dengan perayaan tersebut semenjak saya tahu bahwa perayaan hari valentine itu sangat jauh dari nilai islami. Bagi saya, cinta itu bersifat universal yang berhak dimiliki dan dinikmati oleh setiap makhluk hidup di bumi Allah ini tanpa batas waktu dan jarak.

Lalu, bagaimana jika kita dihadapkan kepada suatu keharusan untuk memilih satu dari dua pilihan yang ada? Sudahkah kita memaknai bahwa pilihan tersebut adalah yang terbaik menurut Allah Swt untuk kita, bukan sebaliknya.

Suatu kali pernah seorang teman bercerita tentang kehidupan rumah tangganya yang bermasalah. Namun sayangnya hal tersebut dijadikan alasan oleh sang teman untuk membalas-dendam dengan, maaf, berselingkuh dengan orang lain. Saya pun kerap bertanya kepada diri saya sendiri, bukankah ketika kita memutuskan menikahi pasangan kita adalah suatu pilihan yang pasti terbaik dari segala pilihan yang ada?

Tapi tunggu dulu, terbaik menurut siapa?

Allah Swt menganugerahi setiap manusia sebuah bonus yang bernama 'akal', mengapa saya katakan 'bonus' karena selain manusia, makhluk lain (hewan dan tumbuhan) tidak dianugerahi hal yang sama. Selain itu, sebagai manusia kita pun dianugerahi 'titel' khalifah (di bumi) oleh Allah Swt.

"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi". (Faathir:39)

Kembali kepada cerita seorang teman di atas, salahkah dia dengan pilihan hatinya? Salahkah dia ketika meresa kecewa karena pilihannya ternyata jauh dari apa yang dia impikan? Atau ketika dia diberikan pilihan, sudahkah dia memutuskan memilihnya dengan atas nama Allah?

Suami selalu mengingatkan saya untuk tidak terlalu mencintainya kalau bukan karena Allah Swt, karena ketika suatu saat Allah memanggil suami, tidak ada lagi cinta dan tempat bernaung yang tersisa, karena kesemua cinta yang ada sudah dibawanya pergi. Namun, ketika ketika kita mencintainya atas nama Allah, badai rintangan apapun yang menghadang, kita masih dapat berlindung di bawah kasih sayang-Nya karena hanya Allah Swt yang mampu memberikan kesempurnaan perlindungan.

Keputusan sang teman untuk berselingkuh, jelas meletakkan nafsu di atas akal. Bukan hanya tidak akan memecahkan masalah, bahkan akan menambah masalah baru. Akal pun dikorbankan atas nama nafsu semata.

Saya teringat ketika adzan maghrib berkumandang, sebagian kita mungkin sedang asyik menyimak berita demonstrasi di sebuah liputan berita nasional di televisi. Dan pilihan kembali disorongkan kepada diri kita. Mematikan televisi dan langsung berwudhu atau mentolerir diri kita dengan 'pembenaran', tokh beritanya tinggal lima menit, dan terus menonton. Kembali akal pun kita korbankan atas nama 'tinggal lima menit' ketika kita diberikan suatu pilihan di hadapan kita.

Bangun di waktu subuh ketika adzan berkumandang adalah satu pilihan terberat bagi sebagian orang yang lemah iman. Ketika orang lain sudah melangkah menuju surau/masjid di sisi lain kita mungkin masih enggan beranjak dari dalam selimut. Tidak hiraukan seruan dari surau.... ash shalatu khairun minan naum...

****

Cinta kepada orang lain melebihi cinta kepada suami, cinta kepada liputan berita daripada mendirikan sholat maghrib dan cinta kepada kehangatan selimut kita daripada bergegas ke surau adalah suatu pilihan yang diberikan Allah Swt bagi kaum yang berakal. Sudahkah kita termasuk ke dalam orang-orang yang berakal? Sudah pantaskah kita menjadi khafilah di bumi Allah ini?

Marilah kita bersegera sujud memohon ampun kehadirat-Nya atas segala keterlenaan kita dan atas keterbiusan kita akan gemerlap duniawi yang sebenarnya tiada kekal. "Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (Al-Baqarah:269)

Lalu, cinta manakah yang akan Anda pilih? Wallaahu'alam bishshowab.

(Rosanti K Adnan/yose@ratelindo.co.id)


eramuslim.com

Read More......
Tunggu artikel selanjutnya ya?? Kamu juga bisa liat artikel kami di link terkait. . . .. . .